Nabi dan Anak Yatim

Senin, 11 Juni 2012

Oleh : DR. K.H. Ahsin Sakho Muhammad, MA
sumber : http://www.yatimcare.com

Sebagaimana diketahui, bahwa Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim. Sebelum beliau dilahirkan, ayahnya yang bernama Abdullah bin Abdul Muththalib telah meninggal dan dikuburkan di desa Abwa’ dekat madinah. Lalu setelah 6 tahun tahun beliau dilahirkan  Ibunya Siti Aminah juga meninggal. Tinggalllah beliau dengan datuknya Abdul Muththalib. Namun baru tiga tahun beliau pun meninggal. Akhirnya diasuh oleh pamannya Abu Thalib sampai beliau menjadi nabi. Maka beliau dijuluki “Yatim Abi Thalib” atau anak yatimnya Abu Thalib. Namun keberadaan belaiu sebagai anak yatim justru menjadi pemicu yang kuat untuk tegak berdiri, dan hanya mengandalkan kepada ‘inayah Allah saja. Disamping itu keberadaan beliau sebagai anak yatim menjadikan beliau sangat peduli kepada anak yatim.




Kepedulian Nabi terhadap anak yatim bisa dilihat pada sabda beliau antara lain adalah :

  1. Nabi  menjamin bagi orang yang mau menaggung anak yatim untuk bisa masuk sorga bersamanya. Sebda beliau : “aku dengan orang yang menanggung anak yatim akan berada di sorga. Nabi kemudian memberikan isyarah dengan dua jarinya yaitu jari penunjuk dan jari tengah seraya merenggangkan keduanya.”
  2. Nabi memasukkan dosa memakan harta anak yatim  menjadi kelompok dosa dosa besar. Sabdanya :Dari Abu Hurairah : Nabi bersabda : jauhilah tujuh macam dosa yang bisa membinasakan. Nabi ditanya : dosa apakah itu? nabi menjawab: menyekutukan Allah, membunuh jiwa tanpa hak, sihir, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, mundur dari peperangan, menuduh zina terhadap perempuan mukmin yang baik baik. (H.R.Bukhari Muslim, Abu dawud, dan Nasa’i).
  3. Nabi menyamakan  mereka yang mau menanggung tiga (3) anak yatim sebagai orang yang selalu salat malam, selalu berpuasa, dan selalu berperang di jalan Allah dan menjamin mereka bersama masuk sorga bersamanya. Sabda beliau :“Barang siapa yang memelihara tiga anak yatim, dia seperti orang yang selalu salat malam, selalu berpuasa, selalu bersiap untuk berperang dalam jalan Allah. aku dan dia akan masuk sorga seperti dua saudara, sebagaimana dua jari ini. Nabi lalu menyatukan dua jarinya yaitu petunjuk dan jari tengah.” (H.R.Ibn Majah). Dalam hadis yang lain belaiu juga berkata : “Barang siapa mengambil anak yatim, dan mengikutkannya makan dan minum bersamanya, (dalam riwayat lain ada tambahan : sampai anak yatim tersebut bisa berdiri sendiri) Allah akan memasukkannya kedalam sorga secara pasti, kecuali dia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.”  (H.R.Tirmidzi).
  4. Nabi menjanjikan bagi mereka yang mau membelai rambut anak yatim dengan ganjaran yang banyak.  Sabda beliau : “Barang siapa yang membelai rambut anak yatim, maka setiap rambut yang diusapnya menjadi kebaikan baginya. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim baik lelaki maupun perempuan, aku akan bersamanya di sorga sebagaiman dua jari ini”. (H.R Ahmad dan lainnya).
  5. Nabi menganggap bahwa rumah muslim terbaik adalah rumah yang dihuni oleh anak yatim dan diperlakukan dengan baik. Begitu juga sebaliknya. Nabi berkata : “Rumah terbaik kaum muslimin adalah rumah yang ada anak yatimnya yang diperlakukan dengan baik. Dan rumah terjelek kaum muslimin adalah rumah yang dihuni oleh anak yatim yang diperlakukan dengan kasar.” (H.R.Ibn majah).
  6. Nabi terdahului masuk sorga oleh perempuan yang mengasuh anak anak yatim. Beliau bersabda: “aku adalah orang pertama yang dibukakan pintu sorga. Namun aku melihat seorang perempuan yang mendahuluiku  dan menghampiriku. Aku bertanya : apa yang terjadi padamu ? dan siapa kamu ? dia menjawab : aku adalah permpuan yang mengurus anak anak yatimku.” (H.R. Abu Ya’la).
  7. Nabi mengatakan bahwa mereka yang berbuat baik kepada anak yatim tidak akan disiksa oleh Allah di hari kiamat. Sabdanya : “Demi Zat yang mengutusku dengan hak, Allah tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, berkata dengan lembut kepadanya, mengasihi keyatimannya dan kelemahannya dan tidak ribut dengan tetangganya terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya.” (H.R.Tabrani).
  8. Nabi memperingatkan dengan keras orang yang menyia-nyiakan dua kelompok orang yang lemah yaitu : anak yatim dan perempuan. Sabda beliau : Dari Abu Syuraih, Khuwailid bin ‘Amr al-Khuza’I : Nabi berkata : “Ya Allah, sesungguhnya aku menimpakan dosa dan memperingatkan dengan keras kepada orang yang menyia-nyiakan hak dua kelompok manusia yang lemah: anak yatim dan perempuan.” (H.R.an-Nasa’I dengan kwalitas hasan)
  9. Disamping hadis hadis nabi diatas, nabi mengumandangkan satu statement yang agung yaitu bahwa mereka yang memberikan kasih sayang kepada sesama makhluk, akan dikasihi oleh Allah. termasuk didalamnya adalah anak yatim. Sabdanya : “orang orang yang mengasihi, akan dikasihi oleh Allah. berikanlah kasih sayangmu kepada makhluk yang di bumi, Zat yang di langit akan mengasihimu.”

Demikianlah sekilas tentang kepedulian nabi Muhammad kepada kemanusiaan terutama kepada anak yatim. Nabi sebagai pemimpin umat sangat peduli kepada umatnya terutama mereka yang terdiri dari kaum lemah, seperti mereka yang teraniaya, kaum perempuan, janda, fakir miskin, anak anak kecil, anak yatim dan lainnya. Bentuk kepedulian nabi dipraktekkan dalam kehidupan beliau sehari hari. Salah satu diantaranya adalah nabi mengawini Umi Salamah yang ditinggal mati oleh suaminya Abu Salamah. Nabi mengawininya karena Umi Salamah adalah janda yang mempunyai anak banyak. Nabi bermaksud mengasuh anak anaknya kedalam pangkuannya. Ini adalah bukti kepedulian beliau kepada anak yatim. Disamping itu ada alasan politis yaitu karena Ummi Salamah berasal dari kabilah Bani makhzum, diharapkan dengan mengawini Ummi Salamah, orang orang kafir dari kabilah ini tidak sampai terus menekan da’wah nabi. Ada dua orang dari kabilah ini yang tadinya sangat memusuhi nabi, yaitu Khalid bin Walid dan Abu Jahl, ternyata tekanan keduanya mengendur, bahkan Khalid bin Walid akhirnya masuk islam.

Di samping hal tersebut di atas, kepedulian kepada anak yatim mempunyai arti dan nilai yang demikian besar antara lain :
  1. Menjadikan kita mempunyai kepekaan kepada orang lain yang tidak beruntung. sifat kepekaan ini akan berdampak pada hal hal lainnya, seperti kepada fakir miskin dan lainnya. Bukankah salah satu dari hikmah diwajibkannya berpuasa ramadlan adalah dalam rangka melatih dan mengasah sifat kepekaan ini ?
  2. Jika anak yatim menjadi dewasa dan bisa berdiri sendiri dan dia pada akhirnya bisa menjadi manusia yang terhormat, maka betapa besar jasa mereka yang ikut membesarkan anak yatim tersebut. Mereka yang terlibat dalam membesarkan anak yatim akan selalu mendapatkan pahala dari semua kebaikan yang dilakukan anak yatim tersebut. Karena merekalah yang menjadi penyebab anak yatim tersebut menjadi pintar dan dewasa.
  3. Anak yatim juga adalah anak manusia. Kepedulian kepada anak yatim adalah kepedulian kepada kemanusiaan. Sebuah kepedulian yang bersifat universal dan mulia.
  4. Mereka yang sering menolong orang lain, akan diberikan pertolongan oleh Allah diwaktu mereka dalam keadaan yang tidak menguntungkan, sebagaimana sabda nabi Muhammad : dari Abu Hurairah : Nabi berkata : “Barang siapa yang meringankan satu beban kehidupan orang muslim lainnya, Allah akan menghilangkan satu bebannya  di akhirat. Barang siapa yang memudahkan satu urusan orang yang sedang kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya baik di dunia maupun akhirat. Allah akan menolong hambaNya, selagi dia menolong temannya.” (H.R.Muslim). Jika pada masa nabi, perhatian kepada anak yatim begitu besar, sehingga tidak ada  anak yatim yang tersia-sia, padahal pada masa lalu kehidupan ekonomi tidak semaju sekarang,  pada masa kini, dimana masyarakat sudah sangat maju, kehidupan ekonomi juga maju, maka selaku umat islam, kita dituntut untuk memberikan perhatian secara lebih terhadap nasib anak yatim, dengan kemampuan yang ada. Mudah mudahan tulisan ini bisa menggugah kita semuanya untuk semakin peduli kepada anak yatim dan mereka yang papa dan

0 komentar:

Posting Komentar

 
PAY AL-KUBRA © 2012-2013 | Designed by SKAK, in collaboration with Da'an Yahya, Crea and ALUMNI